Monday, February 27, 2012

SYUKUR NIKMAT: KUNCI KEBERHASILAN DUNIA DAN AKHIRAT

 Sarah Hanifah

Dalam kehidupan yang serba sulit seperti sekarang ini, banyak orang yang selalu berkeluh kesah dalam menjalani hidupnya. Yang kaya mengeluh karena kekayaannya dan yang miskin mengeluh karena kemiskinannya, hingga keduanya sama-sama tidak ada yang mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada mereka.
Ada satu kisah menarik yang diceritakan Rasulullah dalam haditsnya, yang terjadi pada masa Nabi Musa.  Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia sangat miskin pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh dan kotor. Si miskin itu kemudian berkata kepada Musa, “Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya”. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, “saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT.  Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, “Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang  dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu helai ini saja”!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.
Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya dan rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, “Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah menjadikan aku seorang yang miskin, karena terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu”.
Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, “wahai saudaraku, tidakkah kamu bersyukur kepada Allah SWT.” Si Kaya menjawab, “ Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat.  Memberiku telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan. Bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya”,  jawab si kaya itu.  Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya.
Beberapa saat kemudian apa yang terjadi? Si kaya itu justru semakin ditambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur kepada Allah SWT. Dan si miskin justru menjadi semakin bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.
Kisah di atas mengingatkan kepada kita, betapa pentingnya mensyukuri nikmat Allah. Jika kita bersyukur Allah akan menambah nikmat-Nya dan jika kita ingkar, maka Allah akan murka kepada kita dengan cara mencabut seluruh nikmat yang telah diberikan kepada kita. Mungkin kita selama ini beranggapan bahwa nikmat Allah itu hanya berupa kekayaan harta yang diberikan kepada kita, sehingga ketika kita ditakdirkan menjadi orang miskin, seakan-akan dunia menjadi gelap dan menganggap Allah tidak adil.
Kisah Si kaya dan Si Miskin di atas memberikan pelajaran kepada kita bahwa syukur nikmat dapat menjadikan hidup kita lebih baik dan sebaliknya kufur nikmat dapat menjadikan keadaan kita tidak semakin baik, tetapi justru menjadikan kehidupan kita semakin lebih terpuruk. Maha Benar firman Allah yang mengatakan,
“Jika kalian bersyukur maka akan aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu kufur, ketahuilah bahwa azabku sangat pedih.”
Ketika kita berada dalam keadaan terpuruk, baik ketika kita miskin, tidak mampu, tidak memiliki pekerjaan dan sebagainya, kita beranggapan bahwa dunia telah kiamat dan banyak juga di antara kita yang menganggap bahwa dunia ini tidak adil. Tetapi sebanarnya, nikmat Allah kepada manusia, tidak hanya terbatas pada materi yang melimpah, tetapi setiap apa yang ada pada kita, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki, merupakan nikmat Allah yang tak terhingga jumlahnya. Nikmat sehat saja, sudah tidak terbayang besarnya bagi kita dan kita baru bisa merasakan betapa besarnya nikmat sehat itu, jika kita dalam keadaan sakit.  Misalnya, ketika salah satu ginjal kita sakit, kemudian harus operasi, tidak lagi bisa mengkonsumsi makanan dan minuman sembarangan, maka pada saat itu kita baru merasakan bahwa selama ini kita telah menyianyiakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita.  Karena itu, seperti apapun keadaan kita, maka kita harus tetap mensyukuri nikmat Allah.

No comments:

Post a Comment