Sunday, April 1, 2012

April Fool's Day: Sebuah Komedikasi Pembantaian


Sejarah April Fool
Banyak umat (yang mengaku) muslim belakangan ini, terlebih remajanya, yang terlalu latah dan antusias mengikuti berbagai perayaan yang sebenarnya adalah ritual milik agama lain. Sebut saja Tahun Baru Masehi, Valentine's Day, Halloween, sampai April Mop.

Perayaan April Fool yang dilalui dengan hal-hal mubazir dan buang-buang waktu itu sebenarnya berasal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan.Berasal dari suatu sejarah tragedi Muslim Spanyol pada tahun 1487 atau bersamaan dengan 892 H. Sebelum mengungkap tragedi tersebut, ada baiknya kita melihat sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh  Thariq bin Ziyad, Spanyol tumbuh menjadi negeri yang makmur secara berangsur-angsur. Pasukan Islam yang rela berjuang untuk menegakkan kalimatullah di bumi tidak berhenti sampai andalausia saja, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitarnya menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang terletak di pergunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Sampai-sampai diibaratkan, ketika jalan-jalan utama di kota London masih digenangi lumpur dan gelap gulita, Andalausia sudah memiliki saluran pembuangan air yang rapi, jalan-jalan yang terpola dan struktur tata kota yang baik. Spanyol inipun seakan menjadi lentera bagi kehidupan Eropa yang saat ini dalam masa kegelapan. Hal ini membuat banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mengamalkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Quran, tetapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Quran. Mereka selalu berkata untuk tidak minum khamar, bergaul bebas, dan segala macam hal yang dilarang oleh Islam. Keadaan seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Sepanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun dengan izin Allah upaya mereka selalu gagal. Mereka telah mencoba beberapa kali tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Sepanyol. Akhirnya ditenemukanlah cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni yang pertama adalah harus melemahkan iman mereka dahulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.

Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara percuma ke dalam wilayah Spanyol. Musik yang melenakan diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al-Quran. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya adalah untuk menyemarakkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan berjaya dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga rakyat biasa, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dibantai dengan sadis dan kejam.

Satu persatu daerah di Sepanyol ditakluki. Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentera-tentera Kristian terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan mulai sepi, yang tinggal adalah ribuan mayat yang bergelimpangan dan bermandikan aliran darah. Tentera Salib mengetahui bahawa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentera Salib itu meneriakkan pengumuman, bahawa para Muslim Granada boleh keluar dari rumah dengan aman dan dibolehkan berlayar keluar dari Spanyol (dengan tetap memeluk keislaman) dengan membawa barang-barang keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentera Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam dibenarkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentera Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentera Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakar rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.



Namun ternyata, itu semua hanyalah akal licik tentara salib. Ketika orang-orang Muslim sudah menaiki kapal, tentara salib mulai membakar kapal dan membiarkan semua penumpangnya mati terbakar. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anak yang masih kecil. Setiap muslim yang selamat dan mencoba melarikan diri, segera disambut dengan pedang tentara salib yang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membunuh umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentera Salib terus membunuh orang-orang tak bersenjata yang sama sekali tidak berdaya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristian pada setiap tanggal 1 April sebagai “The Aprils Fool Day”.

Bagi umat Islam April Fool tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari dimana ribuan saudara seimannya disembelih dan dibantai oleh tentera Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak layak jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan merayakan April Fool, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Fool, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan beramai-ramai terhadap ribuan saudara-saudaranya di Granada, Sepanyol, beberapa abad silam.

Umat Islam sangat tidak layak merayakan “The April Fool Day” kerana kebiasaan itu didasarkan untuk memperingati peristiwa pembantaian umat Islam di Spanyol pada 1 April 1487 Masehi.


Mungkin bagi mereka ini lucu, tapi bagi kita ini adalah sebuah hinaan besar. Ketika kita sebagai umat Muslim diharuskan berkata jujur, pada April Mop ini, kita justru dibolehkan untuk berbohong. Ketika kita sebagai umat Muhammad SAW diharuskan menjaga keamanan saudara-saudara seiman kita, pada April Mop ini justru dimaklumi untuk "mengerjai" orang.

Wallahu'alam bishshowwab.
(dari berbagai sumber, dengan sedikit modifikasi)

No comments:

Post a Comment