Saturday, March 17, 2012

Bagai Bunga Tanpa Air


Yeni Atika

Cahaya itu datang mengetuk pintu hati dengan kelembutan dan seketika menjalar ke seluruh tubuh menyebarkan kenyamanan…
Inilah saat aku mulai mengenalNya..

Aku baru tahu bahwa ternyata Dia amat menyayangi ku, Dia amat memperhatikan ku…
CintaNya pun teramat manis untuk ku…
Namun aku tak mengetahui bila saat itu dunia menatapnya dengan rasa cemburu!
Dalam diam, ia menyeret ku pergi! menghindari cintaNya secara perlahan..
Membuai ku dengan rayuan fana yang sementara
Membuat cahaya itu mulai meredup dan semakin meredup mengiringi kepergian ku
Wahai Zat Yang Maha Penyayang, aku tak ingin pergi lagi, ini sudah terlalu jauh!
Cukup sampai di sini saja perjalanan meninggalkan Mu, aku tak sanggup lagi. Ini amat menyedihkan…
Tanpa Mu aku hilang arah, aku tak lagi tahu dimana keberadaan ku yang sesungguhnya..
Bagai anak kehilangan induk.
Keraguan pun datang tanpa henti dengan pertanyaan yang tak dapat ku jawab.
Apalah kegunaan ku? Untuk apa aku terus bernafas?!
Dan… siapa aku?! Sosok ku tak lagi di tubuh ku.
Mengapa semua tak senyaman dahulu?
Apa yang ku cari saat ini? Apakah kebahagiaan?
Aku tak menemukannya! Sekalipun aku berada di tempat luar biasa dalam negri ini.
Namun aku ingat. Aku mengingatnya.
Saat aku mengenalMu, semua terasa begitu indah.
Lalu, bagaimana cara agar dapat kembali? Kini diriku berlumuran dosa juga kepedihan..
Aku terlanjur kering. Bagai bunga tanpa air..
Yeni Atika

No comments:

Post a Comment