Monday, March 11, 2013

ADS atau ADK bukan pilihan...


Nur Azizah
            Tanggung jawab dakwah selalu ada pada pundak setiap muslim yang beriman. Tak kenal kaum tua ataupun muda, risalah dakwah harus tetap ada dan tersampaikan. Karena saling menasehati dalam hal kebaikan untuk menjadi lebih bernilai di pandangan Allah lah tujuan utama dari dakwah itu.

            Manusia merupakan makhluk sosial, yang dengan sifat tersebut tidak bisa hidup sendiri dan hanya untuk dirinya sendiri. Hal ini menandakan salah satu bukti kebesaran Allah SWT, bahwa kita sebagai manusia membutuhkan orang lain sebagai penolong dan pesaing kita. Seperti yang telah Allah firmankan dalam (QS. Al-Maidah: 2) “….dan saling tolong-menolonglah kamu dalam hal kebaikan”, dan (QS. Al-Baqarah: 148) yang berbunyi “Dan berlomba-lombalah kamu dalam hal kebaikan”. Kita membutuhkan orang lain untuk menanam kebaikan pada diri kita dengan membantu orang lain. Kita membutuhkan orang lain untuk menjadi pesaing kita dengan sama-sama berlomba menjadi yang terbaik di sisi Allah. Atas dasar ini lah kita sebagai muslim harus selalu berusaha memperbaiki diri dan memperbaiki orang lain.
Dalam tahapan dakwah, ada pelaku dakwah yang disebut sebagai aktivis dakwah. Fenomena aktivis dakwah sekolah dan kampus menjadi peran penting yang disematkan pada pelajar dan mahasiswa yang di tengah kesibukannya belajar, tetap mengusahakan untuk menyebarkan nilai-nilai islam di dalam dirinya, keluarga dan kepada teman-temannya di lingkungan sekolah ataupun kampus.
Fenomena saat ini yang sering terjadi dan mengherankan  yaitu Rohis Sekolah ditinggalkan oleh para alumninya. Selepas SMA, bagi yang kuliah, kebanyakan lebih memilih untuk menjadi aktivis dakwah kampus saja. Hingga pada akhirnya banyak Rohis SMA di Jakarta dan sekitarnya misalnya, rebut-rebutan orang untuk menjadikan alumni untuk sebagai AD (baca : Aktivis Dakwah) di sekolahnya. Jika begini, pasti ada masalah yang tidak beres kan?
 Alumni Rohis SMA yang diminta untuk berkontribusi di kampusnya, banyak yang memfokuskan di kampus. Saat diminta untuk berkontribusi di almamater SMA, mereka menolak, padahal kesempatan dan kemampuan telah dimiliki. Merasa sudah cukup dengan satu amanah di kampus saja katanya. (Afwan kampus butuh ane akhi,, Afwan kampus butuh ane ukhti,, ane gak bisa). Selagi Allah beri kesempatan untuk berbuat kebaikan lagi dan lagi kenapa tidak mengambil kedua kesempatan dakwah itu?
Pada dasarnya sudah ada sistem pengkaderan yang baik untuk menjadikan alumni SMA sebagai ADS. Di awal masa kuliah, mereka masih memiliki tanggung jawab terhadap Rohis SMAnya. Di kampus, pada masa awal kuliah toh peran mereka meraba medan dakwah dahulu saja. Jadi, mengapa tidak untuk berdakwah di kampus dan sekolah. Hingga nanti insyaallah ada saatnya, setelah generasi ADS berganti, dan amanah di kampus benar-benar sangat membutuhkan penuh kontribusi kita disana, barulah kita melepas generasi di bawah kita untuk melanjutkan estafet dakwah sekolah. Dalama hal ini, tentu bukan melepas amanah kita begitu saja, namun juga tetap mengawasi dan membantu jika diminta bantuannya.
Hal ini harus sama-sama kita sadari, bahwa pelajar SMP dan SMA saat ini membutuhkan sosok-sosok yang mengajarkan nilai keislaman pada mereka. Tengok saja kasus kenakalan-kenakalan remaja yang makin mengiris hati kita. Mulai dari tawuran antar pelajar, menggunakan narkoba, perzinahan hingga pembunuhan ternyata dilakukan oleh pelajar. Itu artinya, banyak sekolah khususnya tingkat SMP dan SMA membutuhkan peran aktivis dakwah di sana. Aktivis dakwah yang menanamkan nilai islam kepada mereka, yang mengingatkan selalu pada kebaikan, yang mengingatkan bahwa hal ini tidak boleh karena Allah yang melarang, dan juga menjadi teman yang baik untuk mereka.
Karena remaja saat ini kehilangan sosok akh,, ukh,, bahkan kehilangan arah. Bagi mereka, role model kehidupan sehari-hari bukan lagi Rasulullah, melainkan artis-artis yang mereka kagumi dan sedang tren. Begitu juga di kampus, mahasiswa kehilangan role modelnya. Di sanalah peran kita sebagai ADS dan ADK diminta. Meluruskan akhlak, menanamkan ajaran Allah.
            Selagi ada kesempatan, selagi berilmu, selagi punya waktu, selagi muda, teruslah berlomba-lomba menjadi yang terbaik di sisi Allah. Bukannya ilmu akan sangat bernilai ketika kita menyampaikannya kepada orang lain dan bermanfaat untuk orang lain itu? Bahkan Ibnu Rajab, mengatakan bahwa "Barangsiapa memelihara ketaatan kepada Allah di masa muda dan tuanya, maka Allah akan memelihara kekuatannya di saat tua dan saat kekuatannya melemah. Ia akan tetap diberi kekuatan pendengaran, penglihatan, dan kemampuan berpikir, serta kekuatan akal di masa tua."
Masyaallah,, tunggu apalagi ukh,, akh,, ADS ataupun ADK bukanlah sebuah pilihan, tetapi kewajiban yang harus sama-sama kita jalani yang tentunya dengan komitmen, mari sama-sama berkontribusi menjadi ADS dan ADK karena Allah SWT. Semoga Allah senantiasa meringkankan langkah kita untuk tetap istiqomah dalam jalan ini. Aamiin.
Wallahu a’lam bishawab..


Depok, Maret 2013

(N.A)

No comments:

Post a Comment