Saturday, March 3, 2012

_Kakak sayang kalian adik-adik ku_


 Siti Nur Ramadhiati
Sejak tahun 1987, terjadi urbanisasi warga dari Indramayu yang mencoba mencari pekerjaan di Depok. Mereka pada awalnya menumpang kepada sanak saudara mereka yang berada di di Desa Lio tersebut.
Namun, Lama-kelamaan jumlah warga Kampung Lio bertambah karena warga Indramayu yang melihat saudaranya datang ke Depok menjadi sukses,mereka pun ingin mengikuti jejak saudaranya tersebut. Karena tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan keterampilan bekerja,mereka hanya menjadi pengangguran di Kampung Lio  tersebut. Sekarang mayoritas penduduk Kampung Lio berprofesi sebagai pemulung, pedagang, dan pengamen.



Saya adalah seorang mahasiswi di sebuah Politeknik Negeri yang ada di jakarta, tempat persisnya siy di Depok, saya angkatan 2010, saat ini sedang menjalani study di jurusan teknik elektro program studi telekomunikasi. Saya adalah staf departemen Rohis di Himpunan jurusan saya. Himpunan yang menaungi saya, mempunyai sebuah desa binaan yang berada di Depok.
Desa binaan kami adalah daerah kumuh  yang terletak di pinggiran kota depok, tepatnya di belakang stasiun depok baru.  Disini Terdapat sebuah kampung yang mayoritas penduduknya adalah warga yang mempunyai penghasilan minimum ke bawah, kampung tersebut bernama Kampung LIO.  Mayoritas Penduduk kampung LIO berprofesi sebagai pemulung, pedagang, dan pengamen.
Setiap pekannya kami selalu mengunjungi anak-anak kampung lio , mereka berumur 4-12 tahun. Kedatangan kami setiap pekannya yakni untuk membantu belajar adik-adik kita yang mayoritas belum sekolah, tidak sekolah, dan buta huruf dengan membentuk lingkaran-lingkaran kecil.
Banyak kisah menarik yang kami rasakan setiap pekannya,,, yaaa banyak sekali...
 Ketika kami datang menemui tempat mereka,  pasti mereka menyambut kami dengan penuh semangat, dari  kejauhan pun mereka sudah memanggil-manggil kami dengan penuh ketulusan dan senyuman yang hinggap dibibir mungil mereka  “kakak......”, dan saat kami menghampiri mereka, pasti mereka langsung berebut supaya mereka bisa memeluk kakak-kakanya, seakaan mencari perhatian dari kami.  Subhanallah kalau kalian bisa merasakan itu adalah sebuah penyemangat kami, dengan tingkah mereka yang seperti itu, membuat kami tak tega hati mengajar kan mereka dengan  setengah hati.
Dibalik rasa senang yang kami dapatkan ada sebuah rasa yang memilukan, pada minggu yang berbeda panggilan-panggilan itu tak sebanyak biasanya. Adik-adik yang biasa kami temui, kebanyakan tak hadir, kami berinisaiatif untuk mencarinya dengan bertanya kepada teman-temanya yang lain. “nisa”,tanya seorang kakak “sidiq, tuloh, rico kemana?”, “berangkat kak”, “berangkat kemana??” tanya si kakak bingung,”Ngamen kak”. Sekejap kakak yang bertanya langsung diam, “ngamen” tak pernah kejadian ini terjadi sebelumnya, sedih, ya karena sang kakak tak tega hati mendengar adiknya yang semangat belajar harus absen karena harus mengamen.
Di pekan berikutnya juga terjadi hal yang tak jauh berbeda, pada hari itu cuaca mendung dan tak lama hujan pun turun, adik-adik yang datang ke mushola untuk belajar hanya segelintir, mungkin karena hujan jadi mereka malas untuk pergi belajar . Tapi dugaan kami salah, ini terbukti ketika seorang kakak mendatangi rumah seorang adiknya, “dek, yuk kita belajar”, “yaaah kak, aku mau ngojek dulu” dengan payung ditanganya,”sebentar aja koq dek” lalu ibunya menimpali “kak anaknya mau ngojek dulu kak,biar dya ngojek dulu, buat uang jajan besok”, sedih melihat keadaan seperti itu, tapi, ya apa boleh buat, karena orangtuanya lebih mendukung anaknya untuk ngojek dibandingkan belajar.
Tak pernah saya rasakan dan mungkin kalian rasakan disaat kalian kecil apa yang mereka rasakan. Disaat kalian sedang asik bermain, yang diingati orang tua adalah cepat pulang karena sudah sore, tapi yang mereka rasakan jangan main mulu, nanti kesorean ngamenya. Yang selalu kalian alami adalah selalu diomeli orang tua karena malas belajar dan mengerjakan PR tapi yang mereka rasakan, mereka tidak belajar bukan karena malas, tapi harus mencari uang untuk keluarga mereka. 
Itulah sedikit cerita saya tentang adik-adik kami yang kami sayangi. Adik-adik kami  adalah sesosok makhluk yang bisa tertawa lebar ketika mereka bersama teman-temanya, dan juga harus menanggung beban berat atas kehidupan keluarganya . melihat mereka tersenyum, tertawa, bahagia dengan wajah kepolosan mereka, sedikit bertengkar dengan kawanya, bermanja dengan kakak-kakaknya, merupakan hal yang sangat saya rindukan . Adik-adik kami adalah sumber keyakinan kami untuk selalu tersenyum walaupun cobaan berat sedang menghampiri kami, sumber kekuatan kami agar kami selalu bersyukur atsa nikmat yang ALLAH berikan kepada kami.
Selalu tersenyum kawan walaupun amanah  yang kalian pegang sangat lah berat jangan mau kalah dengan senyuman adik-adik itu, selalu  bersyukur sahabat  karena Allah mempunyai rencana indah dibalik beratnya amanah ini , jangan lupa berbagi saudaraku rizky yang kita miliki sebagainya adalah hak-hak adik-adik kita , dan terus dekati diri kepada yang Maha Mempunyai atas segalanya. Semoga cerita ini bermanfaat untuk kita semua..
_Kakak sayang kalian adik-adik ku_

No comments:

Post a Comment